
27/05/2025
Ironi kesenjangan sosial ekonomi di Bali terletak pada paradoks bahwa masyarakat Bali secara gigih menjaga dan melestarikan adat, budaya, serta tradisi spiritual mereka yang unik, yang justru menjadi daya tarik utama bagi pariwisata. Namun, hasil dan keuntungan besar dari sektor pariwisata ini seringkali lebih banyak dinikmati oleh investor luar, sementara masyarakat lokal, terutama yang sehari-hari menjaga tradisi tersebut, hanya mendapatkan bagian yang relatif kecil.
Ini terlihat dari beberapa aspek:
Kepemilikan Lahan dan Bisnis: Banyak hotel, resor mewah, restoran, dan fasilitas pariwisata besar di Bali dimiliki dan dikelola oleh investor dari luar Bali atau bahkan luar negeri. Mereka memiliki modal besar untuk mengakuisisi lahan strategis dan membangun infrastruktur, sementara masyarakat lokal kesulitan bersaing dalam skala ini.
Pekerjaan Berupah Rendah: Meskipun pariwisata menciptakan banyak lapangan kerja, sebagian besar posisi yang tersedia untuk masyarakat lokal seringkali adalah pekerjaan di tingkat operasional dengan upah yang relatif rendah, bukan di posisi manajerial atau kepemilikan yang memberikan keuntungan lebih besar.
Pergeseran Ekonomi: Ketergantungan pada pariwisata membuat ekonomi lokal rentan terhadap fluktuasi. Ketika pariwisata terpuruk (misalnya saat pandemi), dampaknya langsung terasa pada masyarakat Bali, sementara investor besar mungkin memiliki diversifikasi atau cadangan yang lebih kuat.
Komersialisasi Budaya: Tradisi dan ritual yang sakral bagi masyarakat Bali terkadang dikomodifikasi menjadi tontonan turis, dan hasilnya tidak selalu kembali sepenuhnya untuk pelestarian tradisi itu sendiri, melainkan mengalir ke pihak-pihak yang mengemasnya sebagai produk wisata.
Singkatnya, masyarakat Bali adalah penjaga otentisitas dan keunikan budaya yang menarik wisatawan, namun mereka seringkali menjadi penonton di rumah sendiri, dengan kekayaan ekonomi yang lebih banyak mengalir ke kantong investor. Ini menciptakan disparitas yang signifikan antara mereka yang melestarikan aset utama (budaya) dan mereka yang paling diuntungkan dari eksploitasinya (investor). .ri