13/01/2014
MAULID NABI MUHAMMAD SHALLALLAH 'ALAIHI WA SALLAM
Banyak orang yang salah mengerti tentang hakikat maulid Nabi yang mulia, yang kami selalu mengajak dan mendukung acara tersebut, sampai ada yang menjabarkannya dengan analisa yang rusak, sehingga menimbulkan masalah yang panjang dan lebar yang menyia – nyiakan waktu mereka, dan para pembaca, dan semua itu hanyalah sia - sia, karena dilandasi seperti yg sudah saya katakan tadi, analisa yang rusak.
Dan kami sudah menulis banyak tulisan tentang maulid Nabi, sudah juga memperbincangkan tentang itu di siaran – siaran televisi, di tempat pertemuan umum juga berkali – kali, yang tentunya dengan itu semua menjelaskan bagaimana pemahaman kami tentang maulid Nabi.
Menurut kami, dan sudah dikatakan sebelumnya, bahwa berkumpulnya orang banyak untuk acara maulid nabi adalah hal biasa dan bukan termasuk ibadah sama sekali. Ini lah keyakinan kami. Dan siapa saja boleh beranalisa sesukanya, karena setiap orang, itu selalu membenarkan dan membela kebenaran apa yang dia katakan dan apa yang menjadi keyakinannya.
Kami selalu mengatakan di setiap tempat pertemuan dan perayaan, sesungguhnya, pertemuan seperti ini adalah hal biasa dan tidak termasuk ibadah , lalu masih ada kah yang meng ingkari dan menentang? Tapi sayangnya ada nya ketidak fahaman lah yang menjadikan musibah yang besar. Karena hal ini lah imam Syafi'i berkata:
" Maa jaadaltu 'aaliman illa ghalabtuhu wa laa jaadaltu jaahilan illa ghalabani"
"Setiap kali saya berdebat dengan orang berilmu, aku mengalahkannya dan tiap saya berdebat dengan orang bodoh, dia selalu mengalahkan saya"
Se rendah – rendahnya ilmu nya seorang pelajar, itu bisa membedakan mana yang termasuk adat atau kebiasaan, dan mana yang termasuk ibadah, dan hakikatnya masalah ini dan masalah itu. Ketika ada yang bilang: Ini adalah ibadah yang di syari'atkan dengan tata caranya, maka kami menanyakan pada nya: Mana dalilnya? Dan di saat ada yang mengatakan: Ini adalah hal kebiasaan(adat), maka kami pun menimpali nya: Lakukanlah sesukamu. Karena yang menjadi sangat membahayakan dan malapetaka yang kita semua khawatirkan adalah, orang yang berkedok ibadah, untuk melakukan perbuatan bid'ah yang tidak di syari'atkan, tapi bertolak dari hasil ijtihad manusia, dan ini lah yang tidak kami ridhoi dan malah kami memerangi dan mewanti – wanti dari hal tersebut.
Intinya, berkumpul untuk memperingati maulid Nabi adalah hal adat, tapi termasuk adat/kebiasaan yang baik, yang mengandung manfaat yang banyak dan faedahnya kembali kepada orang banyak, karena itulah di anjurkan secara Syara'.
Salah satu bentuk analisa yang salah, yang ada di benak sebagian orang, adalah, mereka menyangka bahwa kita mengajak untuk merayakan maulid di malam tertentu dan tidak di malam - malam yang lainnya sepanjang tahun, dan orang ini tidak mengetahui bahwa berkumpul – kumpul untuk maulid Nabi, di Makkah dan Madinah dengan bentuk yang berbeda – beda setiap hari dan setiap acara yang diadakan atas rasa gembira nya yang punya acara, dan hampir di tiap hari atau malam di Makkah dan Madinah selalu ada kumpul – kumpul untuk maulid Nabi, hal ini sudah di ketahui oleh orang yang mengetahui, dan tidak diketahui oleh yang tidak mengetahuinya.
Jadi siapa saja yang menyangka kami mengingat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, cuma di satu malam saja dan melupakan nya selama 359 malam, tentu dia telah meng ada – ada dan membuat kebohongan yang nyata.
Dan majlis – majlis maulid Nabi ini dengan anugerah Allah Ta'ala, terselenggarakan di setiap malam sepanjang tahun, dan hampir tiap hari dan malam disana sini ada perayaan. Dan kami menyerukan bahwa mengkhususkan berkumpul di satu malam saja tanpa malam – malam yang lain, itu adalah bentuk ketidak loyal an yang parah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam. Akhirnya, Alhamdulillah banyak orang yang menyambut seruan kami ini dengan penuh antusias dan sukacita.
Dan siapa saja yang menyangka bahwa kami mengkhususkan perayaan maulid Nabi di Madinah Munawwarah saja, tentu orang itu tidak tahu atau pura- pura tidak tahu dengan hal yang sebenarnya. Dan kami hanya mendoakan, semoga Allah menerangi mata hatinya dan membuka tabir kebodohannya, supaya bisa melihat bahwa hal itu tidak hanya di Madinah Munawwarah saja, juga tidak di malam atau bulan tertentu saja, tapi itu umum di waktu dan tempat mana saja.
" Walaisa yashihhu fii al adzhaani syaiun - Idzah taajannahaaru ilaa daliilin"
"Dan bukan lah hal yang bisa di benarkan oleh hati nurani - ketika di siang bolong membutuhkan lampu penerang"
Intinya, kami tidak menganggap sunnah bahwa perayaan maulid Nabi itu dilaksanakan di malam tertentu, malah siapa saja yang berkeyakinan seperti itu, tentu telah berlaku bid'ah dalam agama. Karena ingat dan ber keterpautan hati pada Nabi itu semestinya setiap saat dan tiap hembusan nafas.
Memang benar, bahwa di bulan kelahirannya, pendorong antusiasme orang itu lebih kuat dan berkumpulnya mereka serta perasaan mereka juga lebih bergejolak, karena keterkaitan waktu dulu zaman Nabi, dan kini zaman yang sedang kita hadapi, sehingga disaat sekarang, bisa mengenang masa – masa silam.
Dan sebenarnya berkumpul – kumpul ini, adalah mediasi yang tepat sekali untuk berda'wah kepada Allah dan kesempatan emas yang tidak semestinya terlewatkan, malah wajib bagi para penda'wah dan ulama untuk mengingatkan ummat, akan Nabi, tentang akhlaknya, adabnya, perilakunya, sejarah hidupnya, sosialnya, dan juga ibadahnya. Dan juga mengingatkan serta menunjukkan mereka pada kebaikan serta kemenangan dan mencegah dari kejahatan, bid'ah, dan fitnah.
Dan dengan karunia Allah kami selalu mengajak kearah itu dan berkontribusi dalam hal itu. Kami pun menyampaikan pada mereka, bahwa tujuan dari berkumpul ini, bukan hanya kumpul nganggur, tapi ini adalah perantara untuk tujuan yang mulia, seperti yang tersebut tadi. Siapa saja yang tidak mengambil manfaat untuk agamanya, maka dia terhalang dari kebaikan – kebaikan maulid.
Terjemahan dari bab "Mafhuum al Maulid al Nabawiy al Syariif" dalam kitab " Mafaahim Yajibu an Tushohhah", karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani.
Wallahu A'lam.