02/01/2018
sekali lagi..... *:::KISAH SEBUTIR NASI:::*
Dalam perjalanan mencari ilmu, Maulana Habib Lutfi Bin Yahya-Pekalongan berjumpa dengan seorang Kiai Sepuh. Habib Lutfi muda terheran-heran ketika menyaksikan akhlak kiai sepuh yang luar biasa. Yakni, ketika dahar (makan), ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali.
*"Kenapa harus diambil, Yai. Kan cuma nasi sebutir,"* ujar Habib Lutfi muda penasaran.
*"Lho, jangan dilihat sebutir nasinya, Yik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?"*
Deg, terdiamlah Habib Lutfi muda. Kiai sepuh melanjutkan, *"Ketahuilah, Yik. Pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran. Nasi itu namanya Sego Bin Beras Bin Gabah Al Pari. Tercipta tidak begitu saja jadi tapi melalui proses yang panjang...,mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama hingga memanen ada jasa banyak sekali orang. Kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Allah di sana."*
*"Ketika ada satu butir nasi, atau menir sekalipun yang jatuh, ambillah !! Jangan mentang-mentang kita masih banyak cadangan nasi. Itu bentuk dari takabur, dan Gusti Allah tidak s**a dengan manusia yang takabur. Selama jatuh tidak kotor dan tidak membawa mudhorot bagi kesehatan kita, ambillah, satukanlah dengan nasi lainnya, sebagai bagian dari syukur kita".*
Habib Lutfi muda pun menyimak lebih dalam. *"Karena itulah ketika akan makan, diajarkan doa: Allahumma bariklana (Ya Allah semoga Engkau memberkati Kami). Bukan Allahumma bariklii (Ya Allah semoga Engkau memberkatiku), walaupun sedang makan sendirian."*
*"'Lana' itu maknanya untuk semuanya, mulai petani, pedagang, pengangkut, pemasak hingga penyaji semuanya termaktub dalam doa tersebut. Jadi doa tersebut, merupakan ucapan syukur serta