25/04/2025
Kapal Pesiar Ramai: Nggak Ada Duitnya, Kalau Nggak Turun!
Lombok Disinggahi 24 Kapal Pesiar Top Dunia Sepanjang 2025, Apakah Sudah Terkonversi Dengan Baik? Berapa persen yang dapat dikonversi?
Bersama Bali, Surabaya, dan Papua, Lombok kembali menjadi salah satu destinasi utama bagi 24 kapal pesiar dunia pada 2025!
Celebrity Millennium, Royal Caribbean Cruise, dan deretan kapal pesiar kelas dunia lainnya telah/akan membawa puluhan ribu wisatawan untuk menikmati keindahan Pulau Lombok sepanjang tahun 2025.
Untuk jadwal sandar dan kedatangan, silahkan lihat di postingan berikut:
https://www.facebook.com/share/p/1CcGwirs9o/
Pertanyaannya, apakah kedatangan mereka terkonversi dengan baik?
Kami tertarik membahas ini setelah membaca komentar salah seorang sahabat di postingan kami sebelumnya;
“Tamunya nggak banyak yang turun”😭
Walaupun komentar lainnya ada yang bersyukur karena mendapatkan 12 tamu asal Mexico.
Inilah yang kami maksud sebagai konversi. Tanpa konversi yang baik, angka kunjungan hanyalah statistik semata, alias nggak ada duitnya bagi masyarakat.
Kunjungan kapal pesiar ke sebuah daerah akan terhitung menguntungkan bagi ekonomi pariwisata kita, jika, dan hanya jika para penumpang turun dari kapal dan mengambil in-land tour. Kalau mereka hanya diam di dalam kapal saja, apa yang mau dihitung sebagai pendapatan? Kalaupun ada yang turun, berapa persen angkanya dari total penumpang?
Konversi hanya akan terjadi jika kita mampu menggoda dan menyentuh rasa ingin tahu wisatawan. Mereka tidak akan turun dari kapal hanya karena melihat pemandangan indah di kejauhan. Mereka butuh alasan kuat. Mereka butuh pengalaman yang otentik.
Untuk itu, mereka perlu dipancing dengan berbagai macam umpan; mulai dari keindahan dan kebersihan kawasan pelabuhan untuk memberikan impresi awal, ketersediaan atraksi seni dan budaya yang unik, pilihan paket in‐land tour yang menarik, dan yang paling vital ketersediaan human resources di area pelabuhan yang dapat memberikan pelayanan yang baik—mampu menciptakan suasana aman, memberikan rasa nyaman, dan meninggalkan kesan yang baik. Ingat: First impressions really are everything.
Apakah keempat poin diatas sudah terpenuhi dengan baik?
Fact checked:
—Suasana pelabuhan yang amburadul dan banyak titik titik yang terjangkau pandangan penumpang terkesan kumuh dan kotor.
—Inland Tour yang monoton. Berdasarkan pantauan online kami dengan menengok pemberitaan di beberapa media, destinasi pilihan yang ditawarkan sepertinya masih monoton, dan terkonsentrasi pada destinasi yang itu, itu saja. Adapun beberapa kunjungan ke Desa Wisata yang dimuat oleh sejumlah media juga terkesan dipaksakan, dan kurang representatif menjadi wajah depan p**au Lombok. Walaupun dalam dokumentasi, para tamu terlihat senang, tetapi apakah itu akan berkesan dan mampu memancing tamu tamu lainnya?
Mengingat durasi sandar kapal yang rata-rata kurang dari 24 jam, memang benar bahwa destinasi yang dipilih harus berada dalam jangkauan waktu yang efisien. Bukankah kawasan Lembar, Gerung, dan Sekotong memiliki begitu banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan?
Contohnya, paket island hopping menggunakan fast boat, slow boat, atau catamaran menuju 12 secret gilis di Sekotong; berkuda di pantai Gili Asahan; snorkeling dan scuba diving; heritage tour ke Pura Gunung Pengsong; eksplorasi kawasan Buwun Mas dan sekitarnya; serta kunjungan ke Desa Mareje yang menawarkan panorama sawah terasering dan harmoni kehidupan masyarakat Buddha, Bodha, dan Islam.
Semua ini bisa dikemas menjadi paket in-land tour yang menarik dan berkesan, sekaligus memberikan prioritas manfaat bagi tiga kecamatan yang berada di sekitar kawasan Gili Mas.
Ingat, sebagai tambahan pilihan paket, bukan berarti paket yang sudah ada harus dihilangkan.
—Pemilihan Desa Wisata
Terkait pemilihan desa wisata, tidak bisa sembarangan hanya karena desa tersebut memiliki sawah—hampir semua desa di Lombok juga memilikinya. Mestinya, desa-desa yang dipilih adalah yang memiliki identitas kuat, baik dari segi alam, tradisi dan budaya, maupun nilai historis.
Dengan pendekatan seperti ini, kita bisa menyasar dua tujuan sekaligus: selain menghasilkan pendapatan (revenue), kita juga secara langsung membangun citra pariwisata yang berkualitas dan berkarakter.
—Atraksi seni dan budaya; dari apa yang kami lihat beredar online, yang selalu disuguhkan adalah Gendang Beleq dan Peresean sebagai penyambut Tamu Kapal Pesiar? Menarik.
Kedua tradisi di atas, sangat cocok untuk kegiatan kegiatan besar yang eventual. Bukan untuk kegiatan yang bersifat reguler dan disuguhkan kepada tamu yang baru datang dari sebuah perjalanan panjang.
Baca sisi psikologis mereka. Dalam kondisi lelah, tiba tiba anda disuguhkan pertunjukan atau pentas yang membisingkan telinga dan memicu adrenalin. Tidakkah itu akan membuat mereka semakin pusing? Mestinya kita dapat menghadirkan sesuatu yang lebih elegan secara audio maupun visual; tarian misalnya yang memiliki musik pengiring lembut.
Lombok memiliki banyak ragam tarian menarik yang layak untuk ditampilkan. Atau kalau mau simple, kirim saja 100 orang pemuda pemudi dengan berpakaian adat lengkap yang mewakili semua sub suku di p**au Lombok untuk sekedar mengucapkan selamat datang dengan senyum terbaik mereka. Itu akan jauh lebih mengesankan.
Semoga kita semua bisa memberikan kesan yang baik dengan menunjukkan sisi terbaik dari p**au Lombok baik dari segi keindahan alam, warisan sejarah, dan budaya otentik p**au Lombok.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan: para pedagang sebaiknya tidak terlalu agresif dalam menjajakan dagangan. Jangankan orang asing, kita yang orang lokal saja akan merasa "eneg bin empeq" kalau dipaksa belanja. Brief mereka dengan tegas: jika tamu sudah mengatakan "No, thank you", maka tinggalkan mereka. Jangan terus dikejar, karena hal itu bukan hanya membuat mereka kapok berkunjung, tetapi juga bisa menimbulkan dampak yang lebih buruk. Cerita langsung dari mulut ke mulut oleh orang yang mengalami kejadian itu jauh lebih kuat pengaruhnya dibandingkan iklan apa pun.
Jadi, mohon untuk tidak mencari keuntungan sesaat saja. Mari bersama kita jadikan kesempatan ini sebagai ajang untuk benar benar memperkenalkan potensi terbaik dari p**au Lombok, dan sebagai investasi jangka panjang kita bersama agar semakin banyak kapal pesiar yang sandar dengan durasi yang lebih panjang.
Disinggahi oleh puluhan kapal pesiar dunia tentunya merupakan sebuah sinyal yang bagus bagi perkembangan sektor pariwisata NTB dan sekaligus sebagai indikator keberhasilan branding Pariwisata daerah.
Jika kita bisa memberikan impresi yang baik kepada para tamu kapal pesiar yang notabene adalah para Jetsetter maka pastinya, destinasi, adat, budaya, dan produk ekraf Lombok akan semakin dikenal di dunia dan langsung menyasar wisatawan kelas atas.
Note:
Kami berbicara dengan kapasitas sebagai eks operator Kapal Turis, Eks Pekerja Hotel di semua departemen dari yang paling bawah sampai atas, Seorang Trip Planner, belasan tahun lebih menggiati media pariwisata baik cetak maupun online untuk keperluan publikasi internasional terkait Pariwisata Bali, dan Indonesia secara umum, bukan sekedar sebagai kreator media sosial. Jadi, kami sangat memikirkan hal hal yang kami sampaikan.
Paer sasak ini adalah bumi kita bersama, menjaga, memperkenalkan, dan memajukannya adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama. Mari kita lakukan dengan cara yang baik dan benar.
Salam Pariwisata! ✨️🙏